KISAH PERJUANGAN SELEKSI MASUK POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
Politeknik
Keuangan Negara STAN. Ya, siapa yang tidak kenal Perguruan Tinggi Kedinasan
yang berada di bawah koordinasi Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK),
Kementerian Keuangan RI ini. Kampus yang menjadi idaman ratusan ribu
putra-putri Indonesia, termasuk diriku. Menjadi bagian dari keluarga besar
kampus yang biasa disingkat dengan PKN STAN ini bukanlah sebuah perkara yang
mudah. Ada satu jalan terjal yang harus dilalui bagi siapa saja yang ingin
melanjutkan pendidikan di kampus ini. Jalan terjal yang harus diperjuangkan
dengan keras dan tekad yang kuat. Jalan terjal itu bernama USM (Ujian Saringan
Masuk) PKN STAN. Persaingan dalam USM PKN STAN yang super ketat dengan jumlah
peserta yang rata-rata mencapai ratusan ribu setiap tahunnya menjadikan
Politeknik Keuangan Negara STAN sebagai perguruan tinggi kedinasan yang begitu
prestisius.
Awalnya aku
tidak mengetahui secara detail mengenai keunggulan kampus ini hingga pada suatu
ketika ibuku memberikan rekomendasi kepadaku agar menjadikan PKN STAN sebagai
tempat melanjutkan pendidikan pasca kelulusanku dari MAN 2 Model Banjarmasin.
Ibuku mendapatkan informasi mengenai PKN STAN dari teman beliau yang merupakan
pegawai Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Kalimantan Selatan-Tengah.
Setelah itu aku mengumpulkan informasi sebanyak dan sedetail mungkin tentang
kampus ini dan cara melakukan pendaftaran di berbagai sumber, terutama melaui
akses internet dan bertanya melalui media sosial kepada kakak alumni dari MAN 2
Model Banjarmasin yang telah menjadi mahasiswa di PKN STAN. Hal tersebut membuatku
mengetahui tentang seluk-beluk USM PKN STAN, mulai dari proses pendaftaran
hingga gambaran mengenai ujian saringan masuknya nanti. Bagiku ini adalah
sebagai modal penting sekaligus awal dari ikhtiarku dalam mengarungi perjuangan
dalam USM PKN STAN 2016.
Aku menjadi
salah satu pejuang yang bertarung dalam USM PKN STAN 2016 dengan jumlah peserta
kurang lebih 112.000 orang yang tersebar di seluruh Indonesia. Dengan semangat
dan tekad yang kuat untuk menjadi abdi negara di Kementerian Keuangan RI, aku lanjutkan
ikhtiarku dalam USM PKN STAN 2016 dengan mengikuti kegiatan Try Out Nasional
USM PKN STAN yang diselenggarakan oleh MAHAKAM (Mahasiswa Kalimantan) PKN STAN.
MAHAKAM merupakan organisasi daerah untuk mahasiswa PKN STAN asal Kalimantan.
Modalku dalam menghadapi kegiatan Try Out Nasional USM PKN STAN ini jauh dari
kata maksimal sehingga membuatku terkesan seadanya dalam menjawab soal-soal Try Out tersebut. Sampai pada hari pengumuman
hasil Try Out tiba, aku sangat bersyukur bisa lolos dalam Try Out yang diikuti
sekitar 800-an orang itu. Namun di sisi lain aku merasa belum puas dengan hasil
tersebut karena peringkatku terlampau jauh dengan perolehan poin yang menurutku
juga jauh dari kata aman untuk lolos dalam USM PKN STAN yang sebenarnya.
Hasil Try Out
nasional tersebut aku jadikan sebagai bahan evaluasi untuk mencari titik
lemahku dalam penguasaan materi USM PKN STAN dan mencari strategi jitu untuk memaksimalkan waktu
pengerjaan soal yang begitu singkat. ‘Nilai Mati’, dua kata tersebut menjadi
horor yang selalu terbayang dalam pikiranku tentang USM PKN STAN ini. Mayoritas
peserta yang gugur dalam USM PKN STAN karena hal yang bernama ‘Nilai Mati’ ini.
Lagi-lagi, internet dan pengalaman kakak
alumni dari sekolahku kembali berperan besar di sini untuk membantuku menemukan
strategi yang tepat untuk menghadapi USM PKN STAN 2016. Proses pendaftaran
hingga verifikasi berkas jelang USM PKN STAN 2016 ini aku jalani dengan lancar.
Satu hal yang membuatku cukup terkejut dalam tahap USM PKN STAN 2016 ini adalah
adanya Tes Kompetensi Dasar (TKD). Hal tersebut sungguh di luar dugaan karena TKD
yang merupakan syarat untuk menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) tersebut
biasanya dilaksanakan setelah lulus dari PKN STAN. Aku mencoba menenangkan diri
dan menjadikan hal tersebut sebagai cambuk keras untuk memotivasiku belajar
habis-habisan dalam USM PKN STAN 2016 ini.
Persiapan dalam USM PKN STAN 2016 ini
benar-benar mengajarkanku untuk bisa memanajemen waktu sebaik mungkin. Aku bertekad
setelah UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer) berakhir akan segera
memanfaatkan waktu yang ada untuk memaksimalkan belajar dan mendalami materi
USM PKN STAN 2016. Salah satu tips terbaik dari kakak alumni untuk persiapan
menghadapi USM PKN STAN adalah dengan mencoba melakukan simulasi tes tertulis
di rumah setiap hari. Terbukti, hal tersebut cukup efektif bagiku untuk
dijadikan indikator perkembangan hasil belajar selama ini. Walaupun dalam USM
PKN STAN 2016 ini juga diadakan TKD, aku mencoba belajar untuk tetap fokus pada
tes tertulis dan belajar secara bertahap.
Hari Minggu,
15 Mei 2016, hari bersejarah itu akhirnya tiba. Hari yang sangat menentukan
dalam perjalanan hidupku. Ya, tahap pertama dalam USM PKN STAN 2016 : Tes
Tertulis. Aku kerahkan segala kemampuanku dari hasil proses belajar selama ini.
Targetku adalah lolos dari nilai mati dan meraih poin yang maksimal sebagai
syarat dasar untuk bisa lolos tes tertulis ini. Ada 120 soal Tes Potensi
Akademik dan 60 soal Tes Bahasa Inggris dengan total waktu 150 menit telah aku
lalui. Hingga tiba waktu tes tersebut berakhir, aku berusaha menenangkan diri
walaupun keraguan itu menempel di kepalaku. Keraguan tentang masa depan dan
segalanya, pikiranku sempat buyar. Aku serahkan segenap usaha dan do’aku selama
ini kepada Tuhan. Aku yakin Dia pasti akan menunjukkan jalan terbaik dalam
hidupku. Waktu terus berlalu hingga
tiba saatnya tanggal 25 Mei 2016, hasil
tes tertulis USM PKN STAN 2016 diumumkan. Aku mencoba berjanji dengan diri
sendiri apapun hasilnya nanti aku harus siap. Dan…, Alhamdulilah, Tuhan
memberikanku kesempatan untuk kembali berjuang dalam tes tahap kedua USM PKN
STAN 2016 : Tes Kesehatan dan Kebugaran. Ya, aku lulus dalam tes tahap pertama,
tes yang sangat ekstrim dengan menjatuhkan puluhan ribu peserta.
Perjuanganku kembali
berlanjut dalam Tes Kesehatan dan Kebugaran (TKK), tes yang tidak mengandalkan
otak seperti pada tes tahap pertama, tetapi hanya bermodalkan pada tingkat
kesehatan dan kebugaran tubuh yang prima. Tes ini terdiri dari pemeriksaan
kesehatan, lari 12 menit dan lari shuttle run. Aku harus berangkat ke Jakarta
untuk melalui TKK ini. Aku mempunyai waktu sekitar satu minggu untuk persiapan
menghadapi tes ini. Setiap hari sebelum TKK aku mewajibkan diriku untuk
berlatih lari 12 Menit dan lari shuttle run sebagai bentuk ikhtiarku dalam
perjuangan ini. Waktu berkelebat seketika hingga tiba tanggal 4 Juni 2016, hari
di mana TKK dilaksanakan tiba. Lokasi TKK ini bertempat di Lapangan Sepak Bola
tak jauh dari markas besar Direktorat Jenderal Bea dan Cukai di Rawamangun,
Jakarta Timur. Aku kerahkan semua kekuatanku dari hasil latihan lari selama ini
untuk mencapai hasil yang maksimal. Walaupun ketika lari 12 menit aku sempat
mengalami sakit pada bagian perutku, aku berhasil menyelesaikan tes ini dengan
5,5 putaran, meleset dari target awalku sebanyak 6 putaran. Pada tes shuttle
run aku maksimalkan sisa stamina yang ada setelah banyak terkuras pada tes lari
12 menit. TKK telah aku jalani, kembali
aku serahkan semua jerih payah dan do’aku selama ini kepada Tuhan.
Sebelas hari
kemudian, hari penentuan itu kembali tiba. Ya, tanggal 15 Juni 2016, hasil TKK
diumumkan. Dan hasilnya…, Allahu Akbar, Tuhan memuluskan jalanku dengan lolos
dari TKK ini. Dia kembali memberiku kesempatan untuk berjuang pada tahap
pamungkas USM PKN STAN 2016, Tes Kompetensi Dasar…!!. Tanggal 24 Juni 2016 tidak terasa tiba, hari
di mana TKD dilaksanakan. Aku harus kembali ke Jakarta untuk kedua kalinya
karena lokasi TKD ini langsung diselenggarakan di kampus PKN STAN, kampus
impianku. Ini merupakan kali pertama bagiku menginjakkan kaki di kampus ini.
Berbekal niat dan do’a serta mempelajari materi TKD selama menunggu hasil TKK
kemarin diumumkan, aku mencoba untuk yakin dan percaya diri menghadapi tes ini.
TKD adalah tes terakhir yang sangat
menentukan masa depanku. Aku keluarkan segala kemampuan terbaikku dengan
maksimal dalam menjawab soal-soal TKD ini. Soal demi soal dalam TKD yang
dilaksanakan dengan basis komputer ini begitu vital. Hingga tiba saatnya waktu
pengerjaaan soal TKD telah usai. Aku serahkan kembali semua ikhtiar yang telah
aku lakukan selama ini kepada Tuhan. Aku tinggal bertawakal kepada-Nya.
Tepat tanggal
1 Juli 2016, hari di mana hasil TKD diumumkan. Hari yang sangat bersejarah
dalam hidupku. Sebelumnya pengumuman hasil TKD ini dijadwakan pada tanggal 29
Juni 2016, namun entah kenapa panitia mengundur jadwal pengumuman yang maha
penting ini. Perasaanku sungguh gelisah menanti pengumuman TKD ini. Hingga
perasaan gelisah tersebut berubah drastis menjadi sebuah kebahagaiaan yang luar
biasa. Kebahagiaan yang dibalut dengan limpahan perasaan bersyukur. Mimpiku
untuk kuliah di PKN STAN ternyata di dengar Tuhan. Ya, aku dinyatakan LULUS
dalam serangkaian USM PKN STAN 2016 ini. Jerih payahku selama ini kontan
dibalas Tuhan dengan anugerah yang sungguh luar biasa. Lulus di Perguruan
Tinggi sekelas PKN STAN bagiku bukan hanya sebuah prestasi yang indah, namun
ini merupakan bentuk amanah besar dari Tuhan. Dia memberikanku kepercayaan
untuk melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi Kedinasan yang berjuluk
‘Kampus Ali Wardhana’ ini.
Sungguh, ini
adalah sebuah mimpiku yang menjadi kenyataan, menjadi bagian dari keluarga
besar PKN STAN dan ditempatkan di program studi sesuai priotas utamaku, Diploma
1 Pajak. Perjuanganku akan terus berlanjut selama menuntut ilmu di kampus
tercinta ini dan membuka kesempatan bagiku untuk meraih mimpiku selanjutnya,
berkarir di Kementerian Keuangan RI. Perjuangan dalam USM PKN STAN 2016
benar-benar mengajarkanku arti sebuah kerja keras dan pengorbanan dalam meraih
cita-cita. Aku percaya Tuhan memang selalu memberikan jalan terbaik bagiku
selama ini. Satu hal yang paling aku rasakan selama ini adalah betapa
mujarabnya do’a orangtua, terutama ibu dan begitu dekatnya Tuhan bersama hamba
yang meminta pertolongan kepada-Nya. Hingga pada akhirnya Tuhan memberikanku
kesempatan untuk bisa berkontribusi bagi negeri ini melalui Politeknik Keuangan
Negara STAN dan Kementerian Keuangan RI yang tercinta. Alhamdulillah…
Banjarmasin,
01 Agustus 2016
Komentar
Posting Komentar