PUISI -SURAT UNTUK AYAH (BAGIAN 1)-



"Pa, kemarin kabut menyelimuti langit

Entah kenapa pagi itu hilang ditelan pekat

Aku pikir itu sebuah semiotika musim yang kembali didustai waktu

Mahligai kita pun baru saja bersaksi menjadi mirat air mata"

 

"Pa, kemarin kabut menyelimuti langit

Mahligai kita buram dalam kelam

Banyuwangi tempat lahirmu pun juga langitnya maha pekat

Seperti seluruh penjuru semesta berpesta menikmati kehadiran maut dalam luka"

 

Banjarmasin, 22 Mei 2015

Komentar

Postingan Populer