PUISI -SURAT UNTUK AYAH (BAGIAN 2)-



Pa, Kali ini tiada masa untuk menatap langit-langit

di tepi lautan

Langit-langit pun terlalu rapuh

Untuk memikul cerita musim kemarau itu

Musim itu tempat bersemayamnya sarang mair

Dalam lekuk jalan setapak di depan rumah kita

Pun bersemayam dalam jiwamu

Hingga nalarku tak kuasa memaknai hakikat musim itu

Semilir angin pun tiada mampu yang berbicara untuk memberi makna

Semuanya membisu... !!!


Rerumputan yang kau semai di halaman rumah kita tampak kelu

Musim itu memang selalu menyimpan misteri

Musim kita ibarat Amul Huzni yang dialami Nabi

 

Pa..

Ananda dan Ibunda hanya menitip rindu

Pada sebuah musim yang telah terlampaui

Musim yang kini mengakar dalam pusaramu

Setelah satu tahun tiada bertemu

 

Banjarmasin, 15 September 2015

07:35 AM

Komentar

Postingan Populer